materi dasar kepalang merahan part 6

by - Februari 09, 2018

EVAKUASI

MEKANIKA TUBUH

Penggunaan tubuh dengan baik untuk memfasilitasi pengangkatan dan pemindahan korban untuk mencegah cedera pada penolong.
Cara yang salah dapat menimbulkan cedera. Saat mengangkat ada beberapa hal yang harus diperhatikan:
· Rencanakan pergerakan sebelum mengangkat
· Gunakan tungkai jangan punggung
· Upayakan untuk memindahkan beban serapat mungkin dengan tubuh
· Lakukan gerakan secara menyeluruh dan upayakan agar bagian tubuh saling menopang
· Bila dapat kurangi jarak atau ketinggian yang harus dilalui korban
· Perbaiki posisi dan angkatlah secara bertahap
Hal-hal tersebut di atas harus selalu dilakukan bila akan memindahkan atau mengangkat korban. Kunci yang paling utama adalah menjaga kelurusan tulang belakang. Upayakan kerja berkelompok, terus berkomunikasi dan lakukan koordinasi.
Mekanika tubuh yang baik tidak akan membantu mereka yang tidak siap secara fisik.
MEMINDAHKAN KORBAN
Kapan penolong harus memindahkan korban sangat tergantung dari keadaan. Secara umum, bila tidak ada bahaya maka jangan memindahkan korban. Lebih baik tangani di tempat.
Pemindahan korban ada 2 macam yaitu darurat dan tidak darurat

Pemindahan Darurat

(Pemindahan ini hanya dilakukan bila ada bahaya langsung terhadap korban)

Contoh situasi yang membutuhkan pemindahan segera:
· Kebakaran atau bahaya kebakaran
· Ledakan atau bahaya ledakan
· Sukar untuk mengamankan korban dari bahaya di lingkungannya :
– Bangunan yang tidak stabil
– Mobil terbalik
– Kerumunan masa yang resah
– Material berbahaya
– Tumpahan minyak
– Cuaca ekstrim
· Memperoleh akses menuju korban lainnya
· Bila tindakan penyelamatan nyawa tidak dapat dilakukan karena posisi korban, misalnya melakukan RJP
Bahaya terbesar pada pemindahan darurat adalah memicu terjadinya cedera spinal. Ini dapat dikurangi dengan melakukan gerakan searah dengan sumbu panjang badan dan menjaga kepala dan leher semaksimal mungkin

Beberapa macam pemindahan darurat

· Tarikan baju
· Tarikan selimut atau kain
· Tarikan bahu/lengan
· Menggendong
· Memapah
· Membopong
· Angkatan pemadam

Pemindahan Biasa

Bila tidak ada bahaya langsung terhadap korban, maka korban hanya dipindahkan bila semuanya telah siap dan korban selesai ditangani.
Contohnya :
· Angkatan langsung
· Angkatan ekstremitas (alat gerak)

Posisi Korban

Bagaimana meletakkan penderita tergantung dari keadaannya.
· Korban dengan syok
· Tungkai ditinggikan
· Korban dengan gangguan pernapasan
· Biasanya posisi setengah duduk
· Korban dengan nyeri perut
· Biasanya posisi meringkuk seperti bayi
· Posisi pemulihan
· Untuk korban yang tidak sadar atau muntah
Tidak mungkin untuk membahas semua keadaan. Situasi di lapangan dan keadaan korban akan memberikan petunjuk bagaimana posisi yang terbaik.

Peralatan Evakuasi

· Tandu beroda
· Tandu lipat
· Tandu skop / tandu ortopedi/ tandu trauma
· Vest type extrication device (KED)
· Tandu kursi
· Tandu basket
· Tandu fleksibel
· Kain evakuasi
· Papan spinal



KEDARURATAN MEDIS

Semua yang dialami korban yang tidak tergolong dalam kecelakaan dimasukan dalam kelompok kedaruratan medis. Seseorang yang mengalami kasus medis mungkin juga dapat mengalami cedera sebagai akibat dari gejala gangguan fungsi tubuh yang terjadi misalnya kehilangan kesadaran lalu terjatuh sehingga terjadi suatu luka.
Dalam penatalaksanaan Pertolongan Pertama kasus medis tidak banyak berbeda antara yang satu dengan yang lainnya. Hal yang paling penting adalah mengenali kedaruratannya, terutama secara dini. Kesimpulan mengenai keadaan yang dihadapi hampir 80% diperoleh berdasarkan wawancara dengan penderita bila sadar, keluarganya atau saksi mata dan sumber informasi lainnya. Dalam penatalaksanaan penderita yang paling penting adalah menjaga jalan napas dan memantau tanda vital penderita secara teratur.
Gejala dan tanda pada kedaruratan medis.
Gejala dan tanda pada kedaruratan medis sangat beragam, khas maupun tidak khas. Perubahan yang tidak normal dari tanda vital penderita sudah mengarah pada kedaruratan medis. Beberapa hal yang dapat diamati pada penderita yang mengarahkan kecurigaan kita pada adanya masalah medis adalah :
Gejala :
1. Demam
2. Nyeri
3. Mual, muntah
4. Buang air kecil berlebihan atau tidak sama sekali
5. Pusing, perasaan mau pingsan, merasa akan kiamat
6. Sesak atau merasa sukar bernapas
7. Rasa haus atau lapar berlebihan, rasa aneh pada mulut
Tanda :
1. Perubahan status mental (tidak sadar, bingung)
2. Perubahan irama jantung : nadi cepat atau sangat lambat, tidak teratur, lemah atau sangat kuat.
3. Perubahan pernapasan: irama dan kualitas warna pada selaput lendir (pucat, kebiruan, terlalu merah)
4. Perubahan keadaan kulit : suhu, kelembaban, keringat berlebihan, sangat kering, termasuk perubahan warna pada selaput lendir (pucat, kebiruan, terlalu merah)
5. Manik mata : sangat lebar, atau sangat kecil
6. Bau khas dari mulut atau hidung
7. Aktivitas otot misalnya kejang atau kelumpuhan
8. Gangguan saluran cerna : mual, muntah atau diare
9. Tanda-tanda lainnya yang seharusnya tidak ada.

Anggap semua keluhan penderita adalah benar. Bila penderita merasa tidak enak atau nyaman maka perlakukan sebagai kasus medis
Beberapa gangguan medis yang umum ditemukan adalah :

1. Pingsan (Syncope/collapse) :
Terjadi karena peredaran darah yang ke organ otak berkurang, yang dapat terjadi akibat emosi yang hebat, berada dalam ruangan yang penuh orang tanpa udara segar yang cukup, letih dan lapar, terlalu banyak mengeluarkan tenaga.
Gejala dan tanda:
1. Perasaan limbung.
2. Pandangan berkunang-kunang dan telinga berdenging.
3. Lemas, keluar keringat dingin.
4. Menguap.
5. Dapat menjadi tidak ada respon, yang biasanya berlangsung hanya beberapa menit.
6. Denyut nadi lambat.
Penatalaksanaan :
1. Baringkan penderita dengan tungkai ditinggikan.
2. Longgarkan pakaian.
3. Usahakan penderita menghirup udara segar.
4. Periksa cedera lainnya.
5. Beri selimut, agar badannya hangat.
6. Bila pulih, usahakan istirahatkan beberapa menit.
7. Bila tidak cepat pulih, maka:
- periksa napas dan nadi.
- posisikan stabil.
- bawa ke fasilitas kesehatan

  1. Paparan panas
Panas dapat mengakibatkan gangguan pada tubuh. Umumnya ada 3 macam gangguan yang terjadi:

A. Kram panas
Terjadi akibat kehilangan garam tubuh yang berlebihan melalui keringat.
  Gejala dan Tanda:
1. Kejang pada otot yang disertai nyeri
2. Tungkai dan perut.
3. Kelelahan.
4. Mual
5. Mungkin pingsan
Penatalaksanaan :
1. Baringkan penderita di tempat teduh.
2. Beri minum kepada penderita, bila perlu campur sedikit garam.
3. Rujuk ke fasilitas kesehatan.
B. Kelelahan Panas
Terjadi akibat kondisi yang tidak fit pada saat melakukan aktivitas di lingkungan yang suhu udaranya relatif tinggi, yang mengakibatkan terganggunya aliran darah.

Gejala dan tanda :
1. Pernapasan cepat dan dangkal.
2. Nadi lemah.
3. Kulit teraba dingin, keriput, lembab dan selaput lendir pucat
4. Pucat, keringat berlebihan.
5. Lemah, Pusing, kadang tidak repon.
Penatalaksanaan :
1. Baringkan penderita di tempat yang teduh.
2. Kendorkan pakaian yang mengikat.
3. Tinggikan tungkai penderita sekitar 20 – 30 cm.
4. Berikan oksigen bila ada.
5. Beri minum bila penderita sadar.
6. Rujuk ke fasilitas kesehatan.

C. Sengatan Panas
Merupakan keadaan yang mengancam nyawa. Suhu tubuh menjadi terlalu tinggi dan pada banyak kasus penderita tidak lagi berkeringat. Bila tidak diatasi dengan segera, maka sel otak akan segera mati.

Gejala dan tanda:
1. Pernapasan cepat dan dalam.
2. Nadi cepat dan kuat diikuti nadi cepat tetapi lemah.
3. Kulit teraba kering, panas kadang kemerahan
4. Manik mata melebar.
5. Kehilangan kesadaran.
6. Kejang umum atau gemetar pada otot.
Penatalaksanaan :
1. Turunkan suhu tubuh penderita secepat mungkin.
2. Letakkan kantung es pada ketiak, lipat paha, dibelakang lutut dan sekitar mata kaki serta di samping leher.
3. Bila memungkinkan, masukkan penderita ke dalam bak berisi air dingin dan tambahkan es ke dalamnya.
4. Rujuk ke fasilitas kesehatan.

  1. Paparan dingin (Hipotermia)
Udara dingin dapat menyebabkan suhu tubuh menurun. Suhu lingkungan tidak perlu sampai beku untuk mencetuskan hipotermia. Ada beberapa keadaan yang memperburuk hipotermia yaitu faktor angin dan kekurangan makanan.
Gejala dan tanda
Hipotermia sedang :
1. Menggigil.
2. Terasa melayang.
3. Pernapasan cepat, nadi lambat.
4. Gangguan penglihatan.
5. Reaksi mata lambat.
6. Gemetar.

Hipotermia berat :
1. Pernapasan sangat lambat.
2. Denyut nadi sangat lambat.
3. Tidak ada respon.
4. Manik mata melebar dan tidak bereaksi.
5. Alat gerak kaku.
6. Tidak menggigil.

Penanganan hipotermia:
Rawat penderita dengan hati hati, berikan rasa nyaman.
1. Penilaian dini dan pemeriksaan penderita.
2. Pindahkan penderita dari lingkungan dingin.
3. Jaga jalan napas dan berikan oksigen bila ada.
4. Ganti pakaian yang basah, selimuti penderita, upayakan agar tetap kering.
5. Bila penderita sadar dapat diberikan minuman hangat secara pelan pelan.
6. Pantau tanda vital secara berkala.
7. Rujuk ke fasilitas kesehatan.

4. Keracunan
Pengertian:
Racun adalah suatu zat yang bila masuk dalam tubuh dalam jumlah tertentu dapat menyebabkan reaksi tubuh yang tidak diinginkan bahkan dapat menimbulkan kematian.
Dalam keadaan sehari-hari ada beberapa zat yang sering digolongkan sebagai racun namun sebenarnya bahan ini adalah korosif, yaitu dapat menyebabkan luka bakar pada bagian tubuh dalam bila masuk ke dalam tubuh. Penatalaksanaan penderita pada kasus ini biasanya disamakan dengan keracunan.
Jalur masuknya racun dalam tubuh manusia

1. Melalui mulut/alat pencernaan.
2. Melalui pernapasan.
3. Melalui kulit atau absorbsi (kontak)
4. Melalui suntikan atau gigitan
Gejala dan tanda keracunan secara umum
a. Riwayat yang berhubungan dengan proses keracunan
b. Penurunan respon
c. Gangguan pernapasan
d. Nyeri kepala, pusing, gangguan penglihatan
e. Mual, muntah, diare
f. Lemas, lumpuh, kesemutan
g. Pucat atau sianosis
h. Kejang-kejang
i. Gangguan pada kulit
j. Bekas suntikan, gigitan, tusukan
k. Syok
l. Gangguan irama jantung dan peredaran darah pada zat tertentu.

Penatalaksanaan keracunan secara umum :
1.    Pengamanan sekitar, terutama bila berhubungan dengan gigitan binatang.
2.    Pengamanan penderita dan penolong terutama bila berada di daerah dengan gas beracun.
3.    Keluarkan penderita dari daerah berbahaya bila memungkinkan.
4.    Penilaian dini, bila perlu lakukan RJP.
5.    Bila racun masuk melalui jalur kontak, maka buka baju penderita dan bersihkan sisa bahan beracun bila ada
6.    Bila racun masuk melalui saluran cerna, uapayakan mengencerkan racun.
7.    Awasi jalan napas, terutama bila respon menurun atau penderita muntah.
8.    Bila keracunan terjadi secara kontak maka bilaslah daerah yang terkena dengan air.
9.    Bila ada petunjuk seperti pembungkus, sisa muntahan dan sebagainya sebaiknya diamankan untuk identifikasi.
10.  Penatalaksanaan syok bila terjadi
11.  Pantaulah tanda vital secara berkala.
12.  Bawa ke fasilitas kesehatan


*( Materi modul Materi dasar Kepalangmerahan dan Pertolongan Pertama cetakan pertama mengacu pada buku Pedoman Pertolongan Pertama Edisi kedua cetakan keempat tahun 2009 terbitan Markas Pusat Palang Merah Indonesia, dan sumber referensi lainnya )

You May Also Like

0 komentar