sejarah pmi | SMKN 2 Bangkalan

by - Februari 14, 2018

PMI Indonesia


Hasil gambar untuk sejarah pmi
Setelah Indonesia Merdeka
Akhirnya... Setelah Indonesia merdeka, pada tanggal 3 September 1945 Presiden Soekarno memerintahkan Menteri Kesehatan saat itu, Dr Buntaran Martoatmodjo untuk membentuk Perhimpunan Nasional Palang Merah.
Atas perintah Presiden, pada tanggal 5 September 1945 dibentuklah susunan kepanitiaan beranggotakan 5 orang. Selanjutnya disebut dengan Panitia Lima. Mereka mempunyai tugas menyusun rencana pembentukan Palang Merah Nasional yaitu Palang Merah Indonesia.

Ketua                : Dr. R. Mochtar
Penulis              :Dr. Bahder Johan
Anggota            :Dr. Djoehana
                             Dr. Marzuki 
                             Dr. Sitanala
Satu bulan setelah Indonesia merdeka, tepatnya tanggal 17 September 1945, lahirlah PMI atau Palang Merah Indonesia dengan ketua umum Drs. Moch Hatta yang sekaligus merupakan Wakil Presiden RI pertama. 
Kegiatan Palang Merah Indonesia
Pada saat PMI baru terbentuk, banyak kesulitan yang dihadapi. Kurangnya dana, peralatan  dan  sumber  daya  manusia membuat  gerak  langkah PMI  sedikit terhambat. Namun hambatan ini teratasi dengan  banyaknya sukarelawan  yang bersedia bergabung dan membantu PMI. Berbagai kesulitan yang ada, sedikit demi sedikit dapat teratasi. Sebagai  kegiatan awal,  dibentuklah Pasukan  Penolong  Pertama (MobileColone) oleh cabang-cabang PMI. Saat itu baru terbentuk 40 cabang PMI di seluruh Indonesia. Anggota  Pasukan  Penolong Pertama  direkrut  dari  pelajar  sekolah tinggi dan  menengah.Pada  permulaan tahun 1946, terkumpul 60 orang pelajar wanita  yang  dididik  untuk  menjadi pembantu juru rawat. Mereka dilatih dan diasramakan di Gedung Chr.HBS Salemba, Jakarta.
Setelah  menyelesaikan    pelatihannya, sukarelawan  itu  dikirim  ke berbagai daerah  di  luar  Jakarta,  termasuk  ke daerah-daerah  yang masih  dilanda pertempuran kecil. Sejak saat itu, Palang Merah  Indonesia semakin  menunjukan keberadaannya  sebagai  lembaga  yang melakukan kegiatan  kepalangmerahan di Indonesia. Agar kegiatan PMI mendapat keleluasaan dalam  bertindak,  maka  PMI  perlu mendapat  perlindungan hukum  dari negara.  Perlindungan  hukum  itu  juga merupakan syarat yang harus diberikan oleh  negara,  yang  diatur  oleh  hukum internasional, sebagaimana  telah disepakati oleh seluruh negara di dunia, bahwa satu negara hanya boleh memiliki satu badan kepalangmerahan.

Sumber : http://pmrmanpesanggaran.blogspot.co.id/2014/10/setelah-indonesia-merdeka-akhirnya.html#more


You May Also Like

0 komentar